Sabtu, 22 September 2012

Kekeruhan Air (Turbidity)


Kekeruhan air atau sering disebut turbidty adalah salah satu parameter uji fisik dalam analisis air. Tingkat kekeruhan air umumnya akan diketahui dengan besaran NTU (nephelometr turbidity unit) setelah dilakukan uji aplikasi menggunakan alat turbidimeter. Besaran kekeruhan air minum yang memenuhi syarat  kesehatan berdasarkan acuan yang berlaku adalah tidak lebih dari 5 NTU, secara visual kekeruhan air ini tidak akan terlihat oleh mata. Atas dasar pengalaman bahwa setelah melebihi dari 10 NTU kekeruhan air akan nampak secar visual.
Tingkat kekeruhan air antara sumber yang satu dengan lainnya dapat dipastikan berbeda, ini akibat pengaruh tingkat pencemaran yang berbeda-beda. Sumber air alami seperti mata air dan air terjun (bhs sunda:curug) merupakan sumber air dengan tingkat kekeruhan yang rendah dibanding sumber air lainnya seperti air sumur, air sungai, dan air hujan.
Apa yang harus kita lakukan seandainya sumber air yang kita miliki mempunyai tingkat kekeruhan yang tinggi. Jawabnya harus dilakukan proses pengendapan (koagulasi) terlebih dahulu dengan penambahan bahan aditif berupa koagulan seperti tawas (Al2(SO4)3) setelah itu lakukan penyaringan (filtrasi).

Sukabumi, 23 September 2012 
Ir.Iyus Yusup

Jumat, 24 Agustus 2012

AIR SUMUR


Akhir-akhir ini seringkali kita mendengar  keluhan menyangkut kualitas air sumur baik dari teman, tetangga,  ibu rumahtangga, atau bisa juga dari pengalaman kita sendiri  ketika sumur gali atau sumur bor selesai dibuat namun kenyataannya secara fisik kualitas airnya  kurang  berkenan dengan keinginan;  warnanya kuning, baunya seperti ada kandungan zat besi,  setelah air sumur dimanfaatkan dan ditampung di bak mandi endapan berwarna kuning menjadi permasalahan tersendiri, bak mandi harus dikuras setiap hari, semakin lama warna kuning kehitaman dari air ini akan lengket di keramik kamar mandi, kamar mandi menjadi kurang estetis,  permasalahan selanjutnya jika merendam dan mencuci pakaian dengan air sumur ini, warna cucian setelah kering  menjadi kekuning-kuningan, belum lagi bila   air sumur  ini.dipakai mandi kulit akan terasa kering bersisik.Air dari sumur dengan ciri-ciri secara fisik berwarna kuning merata dan berbau besi seperti pengalaman diatas dapat dipastikan air sumur tersebut mengandung zat besi (Fe) tinggi. Sedangkan air sumur yang berwarna kuning kehitaman yang lengket di keramik kamar mandi dapat dipastikan air sumur tersebut mengandung zat Mangan (Mn) tinggi.  Air sumur yang mengandung Fe atau  Mn yang bersifat larut dalam air ini ketika dipompa atau ditimba dari lubang sumur bisa saja sesaat airnya kelihatan bersih/jernih, namun apabila didiamkan beberapa saat lagi maka air sumur yang ditampung di bak kamar mandi ini akan berubah warna menjadi agak kuning, tak lama lagi kemudian akan berubah menjadi  kuning kehitaman disertai munculnya gumpalan endapan di dasar bak mandi.
Terjadinya perubahan fisik air sumur seperti ini disebabkan akibat pengaruh kontak dengan udara/oksigen (O2) sekitar secara terus menerus. Karena  O2 bersifat oksidator maka akan terjadi reaksi oksidasi antara O2 dengan  Fe dan Mn sehingga akan menghasilkan besioksida FeO3 dan mangandioksida MnO2.  Fisik air akan mengalami perubahan menjadi kuning, akan terbentuk lapisan seperti agar-agar di permukaan air, dan akan timbul gumpalan endapan di dasar bak mandi. Karakteristik air sumur seperti ini harus dilakukan tahapan proses perbaikan kualitas air terlebih dahulu sebelum digunakan. Apabila langsung digunakan maka akan timbul permasalahan tersendiri seperti pengalaman diatas tadi, yang harus menjadi perhatian adalah dalam hal segi kesehatan jika air sumur tersebut dipakai untuk air minum.
Berbeda misalnya apabila air baku yang kita manfaatkan sehari-hari yang sumbernya dari mata air, air danau, air dari hulu sungai, ataupun dari penampungan air hujan, sekalipun kualitas air baku tersebut terkandung zat polutan (pengotor) yang akan menaikan tingkat kekeruhan (turbidity) air, proses perlakuan perbaikan kualitas airnya relative lebih mudah bila dibandingkan dengan proses perlakuan perbaikan kualitas air yang air bakunya dari air sumur (air bawah tanah) tadi. Hanya dengan perlakuan filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi (dapat menjernihkan dan membunuh kuman air), sumber air  dari mata air, air danau, air dari hulu sungai, ataupun dari penampungan air hujan, dapat secara langsung dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari.
Karakteristik fisik air sumur telah kita ketahui untuk saat ini tidak  sebagus seperti dulu lagi, hal ini cenderung signifikan dengan adanya perubahan struktur tanah dan tingkat cemaran (kontaminasi) air sumur yang  begitu kompleks, kenyataan ini dapat dibuktikan bila air sumur diperiksa/diteliti di Laboratorium Kualitas Air. Pengalaman pribadi penulis yang sering melakukan penelitian dan pemeriksaan sampel air sumur masyarakat, boleh dikatakan faktanya memang air sumur masyarakat sebagian besar telah terindikasi pencemaran mulai dari tingkat rendah sampai kepada pencemaran tingkat tinggi baik itu dari segi fisik, kimia, dan bakteriologi.
Diketahui pula dari beberapa sampel air sumur masyarakat yang diambil secara acak, kualitas air sumur masyarakat ternyata berbeda-beda di setiap wilayah tergantung dari struktur tanah dan tingkat pencemarannya tadi. Sejatinya untuk air sumur yang terindikasi pencemaran baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologis harus dilakukan perbaikan kualitas terlebih dahulu melalui beberapa tahap proses perlakuan sebelum digunakan untuk keperluan sehari-hari, hal ini tidak cukup hanya dengan proses filtrasi dan desinfeksi saja, minimal setelah proses perbaikan, air sumur tersebut dapat memenuhi syarat untuk  digunakan sebagai sumber air bersih (keperluan rumah tangga).
Tahapan proses perbaikan kualitas air seperti apa yang harus kita lakukan seandainya sumber air sumur yang telah kita buat ternyata kandungan zat Besi dan Mangannya  cukup tinggi? Tahapan proses perbaikan kualitas air sumur yang mengandung kadar Besi dan Mangan  cukup tinggi berdasarkan teoritis bisa kita lakukan secara kombinasi antara proses aerasi, koagulasi, filtrasi, dan desinfeksi. Proses aerasi adalah mengontakkan air sumur dengan udara O2 bebas  secara alami sehingga diharapkan akan terjadi pengendapan. Begitupun proses koagulasi dengan panambahan zat katalisator/koagulan dengan tujuan agar terjadi reaksi pengendapan. Adapun tujuan melakukan proses filtrasi adalah untuk menahan endapan hasil proses Aerasi dan Koagulasi tadi sehingga air sumur yang lolos (filtrate) diharapkan akan menjadi air sumur yang bersih yang kadar Fe dan Mn nya dapat memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air bersih ataupun air minum.  Sedangkan proses desinfeksi dilakukan dengan tujuan penjernihan dan juga penyucihamaan mikroorganisme yang masih hidup di dalam air sumur  sehingga air sumur aman digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Salah satu alternative aplikasi teknologi tepat guna dalam perbaikan kualitas air sumur yang mengandung kadar Fe dan Mn dapat penulis ilustrasikan seperti pada sketsa gambar 1.    
Secara singkat tahapan prosesnya dapat diterangkan sebagai berikut: Air sumur yang kandungan besi dan mangan-nya  diketahui melebihi ambang batas maksimum yang diperbolehkan, dengan bantuan pompa,
sebelum memasuki dua tahapan penyaringan, air sumur ini secara kontinyu dialirkan dengan jalan disemprotkan (spray aeration) agar terjadi reaksi dengan oksigen (O2) secara alami. Media penyaring digunakan batuan antrasit (posisinya di lapisan atas) dan pasir kuarsa (posisinya dilapisan bawah). Posisi penempatan susunan media penyaring ini dilakukan atas dasar perbedaan berat jenisnya, Batuan antrasit berat jenisnya lebih kecil dibanding pasir kuarsa.  Setelah melalui tahapan filtrasi maka  air sumur yang lolos (filtrate) ditampung di ruang penampungan air (reservoir). Apakah terjadi pembebasan/ pengurangan kadar besi dan mangan? Seandainya terjadi penurunan kadar Fe dan Mn dan hasil analisisnya diketahui tidak melebihi ambang batas maksimum yang diperbolehkan, maka air tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan sehari hari termasuk untuk air minum. Tetapi seandainya Kadar Fe dan Mn masih cukup tinggi masih diatas ambang batas yang diperbolehkan, maka harus dilakukan pengulangan tahapan proses kedua. Media penyaring dapat dikombinasikan  antara kuarsa, antrasite, zeolit, dan karbon aktif.
Sketsa gambar ini mudah-mudahan dapat menginspirasi pembaca, seandainya mempunyai permasalahan air sumur seperti diatas tadi. Penulis pernah melakukan percobaan dalam skala kecil, yang pernah penulis hadirkan dalam majalah ini, penulis memanfaatkan media penyaring batuan antrasit dan pasir kuarsa yang habis pakai, setelah dilakukan pencucian kembali ternyata masih bermanfaat untuk menurunkan kadar Fe dan Mn yang terkandung dalam air sumur. Bagi promovendus (peneliti) menjadi harapan bahwa sketsa gambar ini dapat menjadi bahan penelitian dari berbagai variable dan parameter uji.***
 Sukabumi, 24 Agustus 2012
Ir.Iyus Yusup

Jumat, 06 Juli 2012

Kualitas Air Untuk Peternakan Ikan


Dalam kesempatan tulisan ini akan saya jelaskan sekilas tentang kualitas air untuk peternakan ikan, berhubung ada beberapa yang masuk ke HP saya bertanya dan meminta solusinya.
Dapat diinformasikan disini bahwa kualitas air untuk peternakan ikan dapat dikategorikan untuk:
1. Ikan air tawar: ikan mas, koi, bermacam jenis ikan hias, lele, dsb
2. Ikan air payau: udang, bandeng, dsb
3. Ikan air laut: semu jenis ikan laut, dan ikan laut hias
Semua kategori di atas, kualitas air akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangbiakan, kesehatan, dan keberlangsungan ikan itu sendiri, seperti:
1. Salinitas (kadar garam), untuk udang dan bandeng
2. Stabilitas keasaman air (pH air), untuk semua jenis ikan
3. Suhu/temperatur air untuk semua jenis ikan
4. Kandungan kimia air. ada beberapa ikan yang memang membutuhkan kadar kimia tinggi sebagai nutrisinya, namun banyak juga yang peka terhadap kandungan kimia air, misalnya Nitrat (NO3) dan Nitrit (NO2).
5. Fisik air. ada yang tidak biasa hidup di air jernih, dan sebaliknya
6. Jumlah mikroorganisme air, terutama mikroorganisme patogen, penyebab ikan tidak sehat (sakit)
Adanya pengaruh perubahan kualitas air untuk peternakan ikan ini dapat diakibatkan:
1. Kualitas sumber air tidak cocok untuk ikan
2. Tidak adanya pengaturan suhu air
3. Pemberian pakan ikan tidak teratur
4. Oksigen di dalam air, akibat tidak ada aerator, sirkulasi air, dan penggantian air
5. Kurang perhatian terhadap perawatan kolam atau aquarium

Sukabumi, 8 Juli 2012
Ir.Iyus yusup




Minggu, 10 Juni 2012

Sekillas Tentang Air Bersih


Meskipun wujud dan kegunaan air (H2O) sudah tidak asing  bagi warga masyarakat, khususnya untuk keperluan sehari-hari; seperti mandi, mencuci, masak, minum. Namun sebenarnya masih banyak yang perlu diketahui masyarakat mengenai seputar air bersih ini. Dari mulai menjaga, memelihara sumber air,  sampai kepada memperoleh air yang memenuhi syarat kesehatan. 
Pertanyaan mendasar sering kali terdengar mengenai definisi dari air bersih itu sendiri. Memang betul definisi air bersih itu perlu diketahui secara benar, agar masyarakat dapat mengerti dan menangkap makna air bersih itu.
Air bersih seperti umumnya secara visual, memang kelihatan bersih, tapi perlu diketahui bahwa air bersih itu belum tentu bersih dari unsur-unsur kimia yang berbahaya yang berpengaruh terhadap rasa, bau, dan kandungan bakteri di dalamnya.
Secara mudah sebenarnya makna air bersih itu adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya harus diketahui telah memenuhi syarat kesehatan, dan apabila
dimanfaatkan untuk air minum, maka harus dimasak terlebih dahulu ( Permenkes Tahun 2010).
Perlu diketahui, bahwa ada beberapa macam sumber air bersih yang umum diproduksi oleh PDAM diantaranya:
1.Air bersih yang bersumber dari Sungai. Sumber air ini harus dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu, seperti koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.  
2.Air bersih yang bersumber dari mata air. Sumber air ini umumnya hanya dilakukan desinfeksi saja untuk membunuh bakteri dalam air.
3.Air bersih yang bersumber dari sumur bor dalam (DeepWell). Sumber air ini biasanya hanya dilakukan desinfeksi secara temporer untuk menghilangkan bakteri kontaminan.
Seperti telah dijelaskan, bahwa kualitas air bersih tidak hanya dilihat secara visual saja. Untuk itu maka harus dilakukan uji kualitas air seacara lengkap dan secara rutin, sehingga hasilnya selain dapat dilihat secara visual bersih, juga bersih dari unsur kimia yang berbahaya, bau dan rasa yang tidak diinginkan, juga bebas dari kandungan bakteri pathogen di dalamnya.  

Sukabumi, 10 Juni 2012
Ir.Iyus Yusup

Sabtu, 05 Mei 2012

Kualitas Lumbung Air Hujan

      Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki curah hujan cukup tinggi di dunia, namun hingga saat ini teknologi dan manajemen pemanfaatan air hujan cenderung terabaikan. Kualitas air hujan di Indonesia sebenarnya relatif bagus karena pencemaran udara yang berasal dari buangan asap organik dan anorganik hanya terjadi di kota-kota besar saja.
    Analisis tingkat keasaman air hujan (pH) dapat dijadikan sebagai indikator awal bahwa kualitas air hujan telah tercemar atau belum, misalnya sering kita dengar di suatu wilayah terjadi hujan asam berarti air hujan tersebut telah tercemar oleh tingginya polusi udara di wilayah tersebut. Indikator ini akan menghasilkan pH jauh di bawah pH 7 (pH netral).
    Pemanfaatan air hujan secara teknologi boleh dikatakan relatif lebih mudah dalam hal perbaikan kualitas airnya (water treatment), demikian pula secara manajemen sebenarnya tidak begitu rumit. Ringkasnya air hujan diolah kemudian disimpan dalam suatu reservoir (bak penampungan) kemudian pada saat musim kemarau tiba siap untuk didistribusikan secara teratur. Lumbung air hujan akan terasa manfaatnya untuk wilayah yang sering dilanda air bah pada saat musim hujan dan kekurangan air saat musim kemarau, contohnya Jakarta. 

Sukabumi, 06 Mei 2012
Ir.Iyus Yusup


Kamis, 19 April 2012

Metoda Uji Kualitas Air

     Dari pengalaman selama ini beragam sekali metoda yang digunakan untuk uji kualitas air, dalam hal ini adalah uji kualitas untuk air bersih dan air minum. Ada yang menggunakan metoda konvensional dengan banyak perhitungan, metoda praktis secara digital dan komputerisasi, dan ada pula metoda komparasi membandingkan berdasarkan warna dari sampel analisis dan sampel blangko(sampel contoh) yang juga cukup praktis.
     Kombinasi dari metoda ini sepengetahuan penulis banyak diadopsi dalam metoda SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk uji kualitas air bersih/air minum sebagai salah satu syarat akreditasi suatu laboratorium di Indonesia yang diakui dan berbisnis menerima pengujian sampel dari konsumen. Dan aplikasi dalam ISO 17025 untuk laboratorium yang diakui secara internasional.
     Kepada sidang pembaca yang berkunjung ke blog ini, penulis ingin berbagi ilmu, seandainya para pembaca berkeinginan dan berminat untuk memiliki beberapa metoda untuk pengujian kualitas air bersih/air minum dalam suatu bentuk buku silakan ditunggu komentarnya/pesanannya. Buku metoda analisis untuk pengujian kualitas air bersih/minum ini berisi beberapa parameter uji seperti uji fisik (TDS, Kekeruhan dll), uji kimia (Fe, Mn, NO3, NO2, Zat Organik, dll), dan uji Bakteriologi (fecal coli). Metoda-metoda dalam buku pribadi ini, penulis pilih metoda yang cukup praktis sehingga siapapun dapat melakukannya asalkan disiplin mengikuti langkah-langkah prosedur kerjanya, dan agar mahir harus dilakukan secara berulangkali.
      Sekali lagi komentarnya ditunggu, atau bisa melalui email: iyusup36@yahoo.com

Sukabumi, 19 April 2012
Ir.Iyus Yusup




Sabtu, 14 April 2012

Efek Unsur Kimia Di Air

      
      Efek unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam air adalah unsur kimia yang telah melawati ambang batas yang diperbolehkan berdasarkan suatu peraturan yang ditetapkan atau memang sangat berbahaya untuk digunakan secara langsung oleh manusia, baik untuk keperluan rumah tangga atau untuk kebutuhan konsumsi/minum.
      Unsur kimia di dalam air jika melebihi ambang batas yang ditetapkan, efeknya terhadap tubuh manusia tidak akan terasa dalam waktu yang singkat, tetapi membutuhkan waktu yang lama, tergantung kondisi kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Inipun jika orang tersebut mengkonsumsi dari sumber air yang sama secara rutin, misalnya unsur kimia Besi (Fe), Mangan (Mn), Nitrat (NO3), Nitrit (NO2), Zat Kapur (Kalsium Oksida CaO, Kalsium Karbonat CaCO3, Kalsium Ca, Magnesium Mg), Klorida (Cl), Natrium (Na), dan banyak lagi yang lainnya.
      Unsur kimia di dalam air yang mempunyai efek secara langsung terhadap tubuh manusia, tidak tergantung darimana asal sumber air. Unsur kimia yang berbahaya ini dapat terjadi karena faktor disengaja, alami, atau ketidaksengajaan yang akan merubah sifat dan karakter air baik secara fisik maupun kimiawi, dan apabila dimanfaatkan baik untuk minum atau kebutuhan sehari-hari seperti mandi akan menyebabkan efek seketika dari mulai sakit seperi mual, gatal-gatal, kulit bersisik sampai kepada kematian. Unsur tersebut misalnya Arsenik (As), Gas Klor (Cl2), Gas Metan (CH4), Etan (C2H6), Propan (C3H8), Asam Nirat (HNO3), Asam Sulfat (H2SO4), Sulfur (S), Gas Belerang (H2S), dan banyak lagi yang lainnya  

Sukabumi, 14 April 2012
Ir.Iyus Yusup 

Sabtu, 07 April 2012

Teknik Pengambilan Sampel Air (Sampling)

 
      Dari beberapa pengalaman yang sering didapatkan, hampir semua sampel air yang akan di bawa ke Laboratorium Kualitas Air untuk dilakukan pemeriksaan kualitas airnya, ternyata dalam hal cara pengambian sampel airnya boleh dikatakan belum mewakili (representative) dan tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji analisis di laboratorium.
      Bagi seorang analis laboratorium, teknik/cara pengambilan sampel air tentu sangat menentukan hasil akurasi  analisisnya, karena akan menyimpulkan apakah kualitas air ini memenuhi syarat atau tidak untuk digunakan sebagai air bersih atau air minum. Boleh jadi yang seharusnya memenuhi syarat, disimpulkan tidak memenuhi syarat atau sebaliknya.
      Teknik pengambilan sampel air (sampling) dapat dibagi menjadi:
1.Sampling air untuk uji fisik (bau, warna, endapan, kekeruhan, TDS)
2.Sampling air untuk uji kimia (semua unsur kimia)
3.Sampling air untuk uji mikrobiologi (terutama bakteri patogen)
      Keakurasian hasil analisis dari Sampling air ini dapat dipengaruhi oleh kebersihan/kesterilan botol sampel, kepiawaian petugas sampling (terlatih), sarana dan prasarana laboratorium, serta keahlian analis laboratorium dalam hal menguasai prosedural kerja.

Sukabumi, 08 April 2012
Ir.Iyus Yusup


Minggu, 25 Maret 2012

Limbah Nuklir Di Air



Masih ingat dalam memori kita setahun yang lalu, pada Jum’at 11 Maret 2011 seluruh masyarakat di belahan dunia dikagetkan oleh musibah gelombang tsunami sangat dahsyat yang terjadi di Jepang yang diawali gempa dengan kekuatan sangat besar 9,8 skala Richter, imbasnya kita tahu kota-kota yang berdekatan dengan pesisisr pantai hancur lebur berantakan.
Yang sangat membuat cemas warga Jepang maupun dunia, ternyata di sekitar lokasi kejadian tsunami terdapat beberapa instalasi nuklir yang juga goyah akibat gerakan gempa dan terjangan gelombang tsunami. Instalasi nuklir dikabarkan kemungkinan terjadi kebocoran!
Dapat kita bayangkan seandainya efek bocor instalasi nuklir Jepang terhadap lingkungan sekitar jika tidak segera ditangani, bukan saja udara dan tanah yang akan tercemar, kemungkinan besar sumber-sumber air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari juga akan tercemar radiasi nuklir!
Radiasi nuklir yang dapat menghasilkan radioaktif, ternyata bukan hanya unsur dari Uranium (U) saja yang umum banyak diketahui masyarakat, tapi unsur Radium (Ra) dan Radon (Rn) juga termasuk elemen pendukung suatu reactor nuklir, dapat juga mencemari sumber-sumber air.
Unsur Radium (Ra) dapat pula dihasilkan dari tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, yang akan mengeluarkan radioaktif Radium 228 dan Radium 226. Radium 228 berupa gelombang partikel Alpha dan Betha, sedangkan  Radium 226 berupa gelombang partikel Alpha saja, jika terbawa aliran air kemudian masuk ke dalam aliran sungai, maka sungai tersebut sama saja akan tercemar limbah nuklir.
Sedangkan unsur Radon (Rn) secara alami terjadi dari adanya gas radioaktif, gas radioaktif ini selain dapat dihasilkan dari buangan sampah radioaktif Uranium (U) yang berasal dari instalasi nuklir, dapat pula dihasilkan dari dalam tanah dan sumber air bawah tanah yang formasi bebatuannya dominan. Bebatuan inilah  umumnya mengandung Uranium. Tingkat keasaman (pH) air akan stabil jika suatu sumber air mengandung Uranium.
Efek radioaktif yang dihasilkan Radon yang masih larut di dalam tanah, lebih ringan bahayanya dibandingkan Radon yang telah terbentuk gas yang berada di dalam suatu ruangan seperti rumah dan gedung perkantoran. Dalam hitungan menit Radon di dalam suatu ruangan akan mengalami akumulasi ke tingkat radiasi yang semakin tinggi dan akan membayahakan kesehatan  manusia di dalamnya, karena limbah Radon ini tidak terlihat, terasa, dan tercium indra manusia, dan akan menembus dan menempel di lantai dan dinding rumah atau gedung perkantoran, pada akhirnya akan mencemari air yang  rutin setiap hari digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Bagaimana caranya agar kita tahu, bahwa air yang kita gunakan sehari-hari tetelah tercemar limbah radioaktif? Jawabnya air tersebut harus dilakukan analisis secara teliti dengan metoda Artificial Radionuklide, yaitu suatu alat ukur untuk mendeteksi adanya bocoran, keterpaparan, dan cemaran limbah radioaktif. Pengukuran radiasi nuklir ini sesungguhnya wajib dilakukan oleh lembaga berwenang terhadap industri/pabrik, tempat pembuangan akhir sampah, Rumah Sakit, dan stasion-stasion instalasi dan instansi yang menggunakan energi nuklir.

Sukabumi, 25 Maret 2012
Telah dimuat di koran "Radar Sukabumi" 16/03/2012
Ir.Iyus Yusup

Kamis, 01 Maret 2012

Treatment: Air Laut menjadi Air Siap Minum

Seperti umum diketahui bahwa air laut adalah air yang mempunyai kandungan garam (NaCl) sangat tinggi, berasa asin, dan total zat padat terlarut didalamnya tak terkira jumlahnya hingga diatas 1000 mg/l. Total zat padat terlarut akhir-akhir ini menjadi trending pasar bagi para pengusaha pemula yang memproduksi air minum atau istilah mereka sering menyebutnya TDS, tanpa tahu apa arti dan kepanjangan TDS itu sendiri!
         Memang bila semakin kecil kandungan TDS di dalam air (H2O), maka kualitas air akan semakin bagus pula dari sisi kandungan zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia, namun bila TDS di dalam air minum ini sangat minim bahkan mencapai nol, boleh jadi khasiat air minum ini dari segi gizi kimianya yang manfaatnya banyak untuk tubuh manusia juga menjadi tidak ada. Produk air minum ini hanya toh air untuk diminum saja, hanya bergfungsi untuk penggantian kandungan air yang terbuang (air seni, keringat, dsb) dari tubuh manusia (rehidration).
        Meski produk air minum yang mempunyai TDS minim bahkan mencapai nol ini hanya sebagai rehidration bagi tubuh manusia, namun bila dibandingkan dalam hal kualitas dengan sumber-sumber air (air sumur, air kali, dsb) yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat kita, bolehlah air minum ini mempunyai kualitas air  di atas rara-rata, karena umumnya bebas dari jasad mikroorganime (bakteri, virus, jamur, dsb).
         Mampukah kita menurunkan bahkan menghilangkan  kandungan TDS air laut yang tak terkira jumlahnya menjadi air siap minum yang mempunyai kandungan TDS minim bahkan mencapai nol?
Ternyata teknologi air mampu menjawabnya, seorang berkebangsaan Jerman telah menemukan sebuah filter fermeator, itu kurang lebih 20 tahun yang lalu. Filter fermeator ini berisi filamen-filamen yang berfungsi memisahkan TDS dari kandungan airnya, sehingga air ini menjadi jernih, bersih, dan tidak berasa! Hingga kini Teknologi filter fermiator ini telah banyak dimanfaatkan oleh ribuan pengusaha yang bergerak di bidang produk air minum.

Sukabumi, 01 Maret 2012
Ir.Iyus Yusup
        
         
     

Sabtu, 04 Februari 2012

Pencucian Instalasi Air/Washing of Water Instalation


Washing of water instalation adalah proses pencucian/pembersihan/pengurasan instalasi yang berhubungan dengan hal ketersediaan air bersih/ minum yang tujuannya adalah higienisnya  air bersih/ minum sehingga selalu terjaga dan aman  digunakan setiap saat untuk kebutuhan sehari-hari.
Unit-unit yang dapat dimasukan kedalam kategori instalasi air adalah bisa unit-unit proses pengolahan air seperti bak sedimentasi( penggumpalan), bak filtrasi (penyaringan), jaringan perpipaan air, tandon/reservoir air, dan bisa juga bak kamar mandi, torn air, galon air, atau perpipaan air yang biasa ada di dalam rumah tangga.
Dalam hal pencucian instalasi air, di dalam forum ini penulis akan berbagi informasi bahwa untuk pancucian instalasi air ini ternyata tidak boleh sembarangan menggunakan bahan pencuci, seperti misalnya sabun atau detergen, atau produk berbahan kimia berupa macam-macam desifektan yang banyak dijual di pasaran.
Pengalaman penulis selama ini selalu memanfaatkan zat kaporit teknis (bukan analitis) dengan konsentrasi diatas 10% CaOCl2 (berat/berat) atau NaOCl (volume/volume), khusus dijual di toko kimia atau apotek. Sifat kaporit ini selain desinfektan (membunuh mahluk renik) di dalam air, juga dapat berfungsi menghambat bahkan menghentikan pertumbuhan semacam ganggang dan lumut di dalam suatu instalasi air.
Metoda pengerjaannya digunakan teknik pengenceran sehingga konsentrasi yang didapatkan antara 0,2 s.d. 0,5 miligram/liter. Seperti diketahui ternyata dengan takaran konsentrasi tersebut yang dilarutkan ke dalam air, mikroorganisme dan jasad renik yang ada di dalam air akan mati. Bolehlah saya gambarkan satu contoh adalah torn air yang ada di rumah dengan kapasitas isi penuh 250 liter, maka jumlah kaporit yang harus kita tambahkan adalah 50 mg dalam 250 liter air untuk konsentrasi 0,2 mg/l seandainya perlakuan pencucian sering dilakukan secara rutin seminggu 3 kali. Tapi seandainya jarang dilakukan pencucian atau kondisi di dalam dinding torn melekat ganggang atau lumut atau polutan lain sangat kotor, maka jumlah kaporit yang ditambahkan 125 mg kaporit dalam 250 liter air untuk konsentrasi 0,5 mg/l.
Diamkan selama 24 s.d. 48 jam air torn yang berisi larutan kaporit tersebut, zat pengotor pada dinding torn akan rontok, baru setelah itu buang dan lakukan proses pembilasan dengan air bersih sampai dinding dan dasar torn menjadi bersih. Demikian prinsip proses Washing of water instalation yang penulis  gambarkan disini, dan pada prinsipnya sama untuk perlakuan pengerjaan pada unit-unit yang dapat dikategorikan instalasi air.

Sukabumi, 04 Pebruari 2012
Ir.Iyus Yusup
  


Kamis, 19 Januari 2012

Sumber Air Bersih/AirMinum



Sumber air yang dimaksud dalam judul di atas yaitu air yang dapat dimanfaatkan oleh kita (rumah tangga) untuk keperluan sebagai air bersih (clear water) dan air untuk keperluan minum, tidak dimaksud untuk irigasi, pertanian, atau perikanan.
Air bersih dan air minum juga menjadi salah satu bagian penting dalam kebutuhan suatu industri, tanpa adanya air bersih/minum tak mustahil suatu industri akan mengalami kolaps, yang mana di dalamnya terdapat elemen pendukung jalannya suatu proses industri yang akan menghasilkan suatu produk yaitu sarana, prasana, dan pekerja.  
Ada 4 sumber air yang dapat digunakan untuk keperluan air bersih maupun air minum:
1. Air permukaan seperti: sungai, kali, danau, reservoir/tandon buatan, dan kanal buatan.
Seandainya kanal barat dan timur Jakarta berhasil dirampungkan, meski tujuannya memecahkan permasalahan  banjir yang kian parah saat ini, maka sumber air ini selain dapat dijadikan sarana pariwisata, juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih/minum untuk warga Jakarta.
2.Mata Air
Mata air adalah air yang keluar dengan sendirinya secara alami dari dalam tanah. Umumnya dalam satu area sumber air terdapat beberapa titik mata air, jumlahnya lebih dari satu, bahkan bisa puluhan titik mata air. Dalam hal kualitas air, sumber air dari mata air boleh dibilang termasuk nomor wahid, sehingga banyak dijadikan produk air minum dalam kemasan.
3.Air Sumur
Sumber air yang dapat diambil dari dalam tanah dengan kedalaman tertentu dengan cara menggali atau pemboran dinamakan air sumur. Titik air (aquafer) dengan kedalam 2 s.d.50 meter disebut sumur dangkal, sedangkan pengambilan aquafer diatas kedalaman 100 meter disebut sumur dalam. Baik sumur dangkal maupun sumur dalam mempunyai kualitas air yang bervariasi, bisa memenuhi syarat sebagai air bersih/minum, atau hanya memenuhi syarat air bersih saja tidak untuk air minum, atau bahkan tidak memenuhi sama sekali syarat sebagai  air bersih maupun air minum.
4.Air Hujan
Air hujan atau dikenal air angkasa ini, selama masih dalam kondisi bebas polusi udara dapat langsung digunakan sebagai air bersih dan air minum, namun apabila jatuh di daerah yang banyak di huni oleh industri yang menghasilkan berbagai macam asap buangan sebaiknya dilakukan proses perbaikan kualitas air terlebih dahulu. Air hujan sesungguhnya cukup potensial disimpan sebagai lumbung air pada musim penghujan sebagi tabungan yang dapat dimanfaatkan nanti di musim kemarau. 

Sukabumi, 20 januari 2012
Ir.Iyus Yusup

Rabu, 11 Januari 2012

Ragam Produk Air Minum Terkemas


Tak syak lagi bahwa kebutuhan primer manusia, selain sandang, papan, dan makan, maka ada tambahan lagi yaitu air. Sandang tak terhitung, papan juga mewah, dan makan siap saji, namun tanpa adanya air dalam hitungan hari saja dapat dibayangkan aktivitas hidup akan terganggu, terutama rasa dahaga pasti tak akan tahan. Rasa dahaga ini yang pasti berhubungan dengan kebutuhan orang akan air minum, selain juga air  diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari seperti: mandi, mencuci, dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan tulisan kali ini, penulis ingin berbagi informasi bahwa kebutuhan orang akan air minum ini, ternyata saat ini sudah beragam macam keinginan, tak pelak lagi kesempatan ini dimanfaatkan oleh industri yang memproduksi beragam macam produk air minum terkemas.
Ragam macam produk air minum terkemas ini, dapat penulis jelaskan secara singkat dan spesifik:
1.Air Teh
Air teh merupakan campuran senyawa dari daun teh yang dilarutkan kedalam air minum. Minum air teh setelah makan umumnya  menjadi kebiasaan masyarakat di Asia. Produk air teh terkemas ini dikemas dalam kemasan dus kotak tahan resapan air, gelas plastik, dan botol kaca.
2. Soft Drink
Air minum tanpa alkohol ini umumnya disulap menjadi minuman yang sengaja ditambahkan bahan tambahan  makanan (BTM) sehingga memiliki  warna, bau, rasa, dan kenampakan tertentu. Masing-masing produk mempunyai citra organoleptis yang khas. Produk soft drink dikemas dalam kemasan kaleng, botol kaca, bahkan dikemas dalam gelas dan botol plastik yang rentan terhadap adanya kontaminasi dari luar.
3.Air Mineral
Produk air mineral terkemas ini dikemas dalam kemasan gelas plastik, botol plastik, galon plastik atau botol kaca. Kebiasaan kita sering menyebutnya Aqua, padahal Aqua adalah nama salah satu dari sekian ragam nama produk air mineral terkemas. Di negara maju produk air mineral terkemas ini, memang air minum yang benar-benar mengandung komposisi mineral yang sesungguhnya, beda sekali dengan produk air mimeral terkemas di Indonesia, sebagian besar hanya menamakan diri produk air mineral padahal sesungguhnya adalah air minum dengan komposisi biasa.
4.Air Isi Ulang
Bak jamur di musim hujan, seiring dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan air minum yang higienis, bermunculanlah  produk alternatif air minum terkemas yang bisa dibeli dalam kapasitas besar dengan harga murah yang menjanjikan ketersedian air minum di rumah untuk beberapa hari, minggu, bulan, bahkan tahun.
Produk air minum isi ulang selalu di kemas dalam galon plastik kapasitas kurang lebih 20 literan.
5.Air RO
Bak gayung bersambut, ternyata produk air minum terkemas ini memiliki diversifikasi produk yang beragam pula, kini muncul lagi satu produk yang menamakan diri air RO. RO artinya Reverses Osmosis. Jadi air RO adalah air yang mempunyai kualitas hampir mirip dengan air hasil penyulingan/destilasi (air suling/destilat)    yang tak mengandung unsur-unsur kimia berbahaya bahkan steril dari mikroorganisme.Produk air minum RO baik hasil industri besar, menengah, maupun industri rumahan selalu dikemas dalam botol plastik, botol kaca, dan galon plastik.
6.Air Oksigen
Lagi-lagi muncul satu produk air minum terkemas yang cukup revolusioner yang tak diduga orang yaitu produk air minum beroksigen  hasil rekayasa teknologi air sedemikian rupa, sehingga kalau minum air ini sepanjang masa akan berasa seperti minum air es yang bersalju; sejuk dan menyegarkan. Produk air minim beroksigen ini ada juga yang memberi nama air hexagonal, umumnya dikemas dalam botol plastik dan botol kaca.
Demikian produk air minum terkemas yang dapat penulis hadirkan dalam tulisan ini, semoga bermanfaat. Kita tunggu lagi produk revolusioner lainnya dari buah pemikiran tentang perairminuman.


Sukabumi, 12 Januari 2012
Ir.Iyus yusup