Sering ditemukan di sekeliling kita, bahwa air yang seharusnya bersih dan jernih untuk kebutuhan sehari-hari, ternyata faktanya banyak air yang digunakan oleh masyarakat ada yang berwarna kecoklatan, kekuning-kuningan, agak kehijauan, bahkan yang berbaupun masih digunakan untuk air minum.
Apa yang harus kita lakukan seandainya sumber air sumur, air sungai, air danau, atau sumber air lainnya yang kita miliki untuk dimanfaatkan kebutuhan sehari-hari ini ternyata kualitasnya jelek tidak memenuhi syarat kesehatan? Jawabnya wajib dilakukan perbaikan kualitas air terlebih dahulu (water treatment).
Banyak macam ragam teknologi perbaikan kualitas air ini, dari yang tradisonal, semi modern maupun yang modern.
Tradisional, umumnya diterapkan teknologi tepat guna melalui proses penyaringan(filtrasi) dengan memanfaatkan bahan yang mudah didapatkan sebagai media penyaring seperti, ijuk, kerikil, pasir halus, kapas, pecahan genteng, arang batok kelapa, batuan zeolit, dan lain sebagainya.
Semi modern, umumnya berupa instalasi pengolahan air dengan tahapan tahapan tertentu yang dikendalikan secara manual oleh seorang operator.Tahapan-tahapan prosesnya disesuaikan dengan karakteristik kualitas air baku, misalnya tingkat kekeruhan(turbidity), total padatan terlarut (total dissolved solid), kandungan mangan Besinya, kandungan zat kapur, tota bakteri coli, dan lain sebagainya.
Modern, proses perbaikan kualitas air dilakukan secara automatik, dari mulai air baku sampai kepada air yang siap minum, contohnya produk air minum dalam kemasan, air minum isi ulang yang kian menjamur, air RO (reverses osmosis), air beroksigen, dan lain sebagainya seperti produk sejenisnya.
Teknologi perbaikan kualitas air yang mana, yang paling memungkinkan untuk masyarakat kita. Penulis rasa sementara ini yang tradisional yang paling cocok untuk diberdayakan, disamping murah, bahan medianya pun masih mudah ditemukan, dengan catatan maukah kita sedikit bersusahpayah untuk menuju kearah perbaikan kesehatan masyarakat kita dengan menggunakan air yang higienis, karena faktor kelakuan manusialah sehingga sumber-sumber air yang kita miliki yang seharusnya jernih dan bersih menjadi kecoklatan, kekuning-kuningan, agak kehijauan, bahkan menjadi berbau.
Sukabumi, 01 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar